Seperti Twitter Menghargai Ide
Ide itu penting. Ide merupakan janin
dari banyak karya yang kita nikmati saat ini. Ide merupakan permulaan
dari banyak hal yang kita lihat saat ini.
Lihatlah itu gedung-gedung bertingkat di
kota-kota besar. Sebelum dibangun, gedung-gedung itu terlebih dahulu
hadir dalam bentuk ide. Lihat juga bisnis-bisnis yang tumbuh saat ini.
Sebelum dijalankan, bisnis-bisnis itu berkembang di tataran ide.
Lihatlah karya-karya inovatif yang bermunculan saat ini. Sebelum
terealisasi, karya-karya inovatif itu muncul dulu di alam ide.
Masalahnya, terkadang kita hanya fokus
pada “hasil jadi” dari suatu proses. Kita takjub dengan arsitektur
gedung, tapi jarang berpikir tentang ide di
balik pembuatannya. Kita salut dengan suatu bisnis, tapi jarang
menelisik ide awalnya. Kita kagum dengan karya inovatif, tapi malas
mencari tahu tentang ide dasarnya.
Fokus pada “hasil jadi” ini bisa membuat
kita kurang menghargai ide. Akibatnya kita sering mengeluhkan tentang
ketiadaan ide, kehabisan ide, dan lain sebagainya. Padahal, bisa jadi,
bukan ide yang tidak ada, melainkan kita yang kurang menghargai ide
tersebut.
Mau bikin bisnis kuliner, ah. Emm, kayaknya bisnis kuliner udah banyak deh. Mau mendirikan tempat bimbel. Wah, saingannya berat. Mau jual perlengkapan komputer. Huff, itu mah ide lama. Begitulah, seribu ide datang, dan kita menolaknya dengan seribu satu alasan.
Mungkin kita lupa dengan Twitter. Perhatikan setiap kita mau nge-tweet, Twitter selalu bilang “Compose new Tweet” atau “Buat Tweet baru”. Apa maknanya?
Pertama, Twitter menghargai ide kita. Apa saja ide tweet-nya, silakan nge-tweet. Kedua, setiap tweet
dianggap sebagai ide baru. Itulah kenapa Twitter bilang “Compose new
Tweet” atau “Buat Tweet baru”, bukan “Compose old Tweet” atau “Buat
Tweet lama”. Ketiga, Twitter membuka ruang diskusi terhadap suatu ide.
Itulah gunanya fitur “reply” atau “balas”.
Keempat, ide bagus perlu diapresiasi.
Kita bisa memilih fitur “favorite”, kan? Kelima, ide baik perlu
disebarluaskan. Itulah fungsi fitur “Retweet”.
Nah, begitulah, dari Twitter kita
belajar tentang menghargai ide. Belajar untuk tidak meremehkan ide.
Jadi, selamat menghargai ide-ide, selamat mengemasnya, dan selamat
mewujudkannya.
Post a Comment